Strava Ungkap Tren Olahraga 2025: Gen Z Tinggalkan Doomscrolling, Pilih Aktivitas Fisik dan Komunitas

Trend Olahraga 2025

JAKARTA – 3 Desember 2025 – Strava, platform gaya hidup aktif dengan lebih dari 180 juta pengguna di 185 negara, resmi merilis edisi ke-12 laporan tahunan Year In Sport: Trend 2025. Laporan ini mengungkap perubahan besar dalam gaya hidup generasi muda, khususnya Gen Z, yang kini mulai meninggalkan kebiasaan doomscrolling dan memilih bergerak aktif di dunia nyata.

Berdasarkan analisis miliaran aktivitas global serta survei terhadap lebih dari 30.000 responden (pengguna dan non-pengguna Strava), terlihat jelas bahwa Gen Z semakin memprioritaskan olahraga, koneksi sosial, dan komunitas dibanding waktu layar.

Sepanjang 2025, Gen Z aktif berlari, mengikuti berbagai race, serta memperluas aktivitas mereka ke jalan kaki dan latihan beban. Mereka juga menemukan kebersamaan melalui klub lari, sekaligus menjadikan olahraga sebagai gaya hidup, bahkan saat berlibur. Menariknya, pengeluaran untuk kebugaran kini lebih diutamakan dibandingkan untuk kencan.

Total sepanjang 2025, pengguna Strava dari berbagai generasi saling terhubung dengan membagikan lebih dari 14 miliar kudos. Rata-rata, pengguna menghabiskan satu jam aktivitas fisik untuk setiap dua menit penggunaan aplikasi.

“Lebih dari setengah Gen Z berencana menggunakan Strava lebih sering pada 2026, sementara penggunaan Instagram dan TikTok cenderung stagnan atau menurun. Gen Z menginginkan pengalaman nyata, bukan sekadar waktu layar,” ujar Michael Martin, CEO Strava.

Baca Juga:  27.300 Pelari Rayakan Keberhasilan wondr Jakarta Running Festival 2025

Lari Tetap Dominan, Jalan Kaki dan Latihan Beban Meningkat

Lari masih menjadi olahraga paling populer di Strava pada 2025, dengan lonjakan partisipasi race terutama dari kalangan Gen Z. Mereka 75% lebih sering menjadikan event lari sebagai motivasi utama dibanding Gen X.

Data Runna menunjukkan mayoritas pelari berada di level pemula (26%) dan menengah (34%). Dari jumlah tersebut, 86% berhasil mencetak rekor personal terbaik pada 2025.

Latihan beban juga mengalami lonjakan besar, terutama di kalangan Gen Z dan perempuan. Gen Z tercatat dua kali lebih mungkin menjadikan angkat beban sebagai olahraga utama dibanding Gen X. Perempuan bahkan 21% lebih sering merekam aktivitas latihan beban dibanding laki-laki.

Lebih dari 54% pengguna Strava kini mencatat lebih dari satu jenis olahraga. Jalan kaki menempati posisi kedua sebagai aktivitas terbanyak. Meski demikian, mencoba olahraga baru tetap menjadi tantangan, karena Gen Z dua kali lebih mungkin merasa canggung saat memulainya.

Gen Z Tetap Berinvestasi di Tengah Tekanan Inflasi

Meski 65% Gen Z mengaku terdampak inflasi, 30% di antaranya tetap berencana meningkatkan pengeluaran untuk kebugaran pada 2026. Sebanyak 63% Gen Z menyatakan bahwa perangkat wearable menjadi investasi terbesar mereka pada 2025.

Baca Juga:  Rekor Nasional Marathon Putra & Putri Indonesia Pecah di Gold Coast Marathon 2025

Dalam urusan kencan, prioritas mereka juga berubah. Sebanyak 64% lebih memilih membeli perlengkapan olahraga dibanding menghabiskan uang untuk berkencan. Bahkan, 46% responden menganggap olahraga sebagai pilihan ideal untuk kencan pertama.

Jumlah klub di Strava melonjak hampir empat kali lipat menjadi 1 juta klub. Klub hiking tumbuh paling pesat (5,8x), disusul klub lari (3,5x). Aktivitas berbasis komunitas juga naik hingga 1,5 kali dibanding tahun sebelumnya.

Liburan Aktif Jadi Gaya Hidup Baru

Sebanyak 23% lebih banyak Gen Z dibanding Gen X menganggap olahraga sebagai bagian wajib dari liburan. Mayoritas responden juga memilih liburan domestik dibanding perjalanan internasional.

Olahraga musim dingin menjadi alasan utama bepergian (65%), diikuti hiking (58%) dan olahraga air (48%).

Tahun Perlengkapan Olahraga dan AI

Sebanyak 72% aktivitas olahraga direkam menggunakan smartphone, sementara Garmin dan Apple Health berada di posisi berikutnya. Apple Watch menjadi jam tangan olahraga terpopuler, diikuti COROS yang menunjukkan peningkatan signifikan. Untuk sepatu lari, ASICS Novablast memimpin, diikuti Nike Pegasus dan HOKA Clifton.

Baca Juga:  Tanpa Kategori Marathon, POCARI SWEAT RUN INDONESIA 2025 Kembali Digelar di Bandung

Sebanyak 46% responden memanfaatkan AI sebagai pelatih kebugaran. Strava dan Runna memimpin lewat fitur Athlete Intelligence dan Workout Insights. Jumat tercatat sebagai hari paling minim aktivitas, menjadi hari favorit untuk pemulihan.

Peringkat Kota: Indonesia Tunjukkan Aktivitas Tinggi

Sulawesi Utara tercatat sebagai wilayah paling aktif di Indonesia dengan median 5.392 langkah harian, disusul Banten dan Sulawesi Selatan. Untuk kecepatan jalan kaki, Sulawesi Tenggara menjadi yang tercepat, sementara Nusa Tenggara Timur menempati posisi teratas dalam jarak tempuh terjauh.

Secara global, Copenhagen dinobatkan sebagai kota dengan kecepatan lari tercepat, sementara Yogyakarta menjadi kota dengan aktivitas pagi tertinggi di dunia, dengan 55,4% aktivitas dilakukan pukul 4–7 pagi.

Laporan Year In Sport 2025 menegaskan bahwa olahraga kini bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan gaya hidup, ruang bersosialisasi, hingga bagian dari identitas generasi muda di seluruh dunia.

Follow Instagram Cerita Pelari @ceritapelari agar kamu dapat informasi lari lainya dan baca juga Tips dan Trik seputar lari.

Bagikan artikel ini melalui: