Debut di Boston’s Run to Remember: Mustaghfirin Buktikan Konsistensi Meski Studi & Tantangan Cuaca

Boston’s Run to Remember

Mustaghfirin, yang akrab disapa firin merupakan seorang peneliti asal Bogor, tak menyangka kecintaannya pada olahraga lari bisa membawanya debut di ajang internasional Boston’s Run to Remember 2025. Awalnya, lari hanya menjadi pelengkap dari hobinya bersepeda di kawasan berbukit Bogor. Namun, manfaatnya yang besar untuk kebugaran membuat lari mendapat tempat istimewa dalam kesehariannya.

Di tahun 2025, Firin tengah menjalani program visiting scholar di Amerika Serikat, sementara sang istri menjalani program postdoc di beberapa universitas ternama seperti UC Davis, Michigan State University, dan Cornell University. Di tengah kesibukan akademik dan riset, Firin memutuskan mengejar satu mimpi: ikut lomba lari di negeri Paman Sam.

Baca Juga:  9 Pelari Inspiratif 99+9 KM Charity Run: Kisah Perempuan Berhijab yang #MelangkahPenuhKeyakinan

Mengapa Boston?

Firin memilih Boston’s Run to Remember sebagai ajang debut Half Marathon-nya. Bagi Firin, Boston adalah “mekah-nya” pelari — pusat dunia marathon yang menyimpan semangat kuat dan sejarah panjang.

Ajang yang digelar setiap Memorial Day Weekend ini menghadirkan dua kategori: 5 miles dan Half Marathon, dan pada tahun 2025 berlangsung pada 25 Mei.

Tantangan Boston’s Run to Remember : Cuaca Dingin dan Waktu Ketat

Berbeda dengan iklim tropis Indonesia, Firin harus beradaptasi dengan cuaca dingin, hujan, dan angin kencang di Boston. Belum lagi, cut-off time (COT) yang ketat — hanya 3 jam — menambah tekanan pada debutnya.

Baca Juga:  Pertemuan Pak Junaidi dan Awal Karier Atletik Robi Syianturi

Kesibukan riset dan perbedaan waktu Indonesia-AS juga memengaruhi jadwal latihannya. Namun, dukungan istri jadi energi utama. “Biaya lomba, transportasi, dan akomodasi di Boston tidak kecil. Maka saya harus maksimal dan konsisten,” ujarnya.

Lari dengan Pace Sendiri

Sebagai pelari Asia dengan tinggi 155 cm, Firin merasa tertantang menyesuaikan langkah dengan pelari lokal. “Rasanya saya butuh tiga langkah untuk menyamai satu langkah mereka!” candanya. Firin akhirnya berlari dengan pace sendiri, sekitar 6:00/km, dan berhasil finish dengan catatan waktu 2 jam 2 menit.

Baca Juga:  Sam Ruthe, Pelari 15 Tahun Pecahkan Rekor Lari 1 Mil di Bawah 4 Menit!

Pesan untuk Sesama Pelari

“Jangan pernah takut berlari, apapun kondisi yang menghadang. Cuaca, fisik, atau tantangan bukan alasan untuk berhenti.”
Mustaghfirin

Bagi Firin, lari adalah pondasi semua olahraga dan investasi jangka panjang untuk kesehatan dan umur yang lebih panjang.


Punya cerita lari yang tak kalah menginspirasi?

Bagikan di ceritapelari.com/pelaribercerita Siapa tahu, kisahmu bisa jadi alasan seseorang mulai berlari hari ini.

Follow Instagram Cerita Pelari @ceritapelari agar kamu dapat informasi lari lainya dan baca juga Berita Terbaru seputar lari.

Bagikan artikel ini melalui: