Jelajah Timur, Run for Equality 2025

Momen start Jelajah Timur 2024 (Foto: Plan Indonesia)
Nusa Tenggara Timur, 23–26 Oktober 2025 — “Jelajah Timur – Run for Equality” kembali digelar tahun ini, membawa pesan kuat tentang kesetaraan dan akses air bersih bagi anak-anak di wilayah timur Indonesia. Kampanye lari ultra marathon yang diinisiasi oleh Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) ini menggabungkan semangat olahraga, kemanusiaan, dan perubahan sosial untuk mewujudkan masa depan yang lebih setara bagi anak-anak, khususnya anak perempuan di daerah terpencil.
Tahun ini, Jelajah Timur menempuh rute Mbay–Bajawa, NTT. Sebanyak 33 pelari menaklukkan jarak 106 km, 18 pelari menempuh 53 km, dan 2 pelari berlari sejauh 12 km, melintasi perbukitan dan desa-desa yang menjadi simbol perjuangan mendapatkan air bersih.
Krisis Air Bersih di Nusa Tenggara Timur
Indonesia tengah menghadapi krisis air bersih akibat perubahan iklim dan pertumbuhan penduduk. Dampaknya terasa paling berat di wilayah timur, terutama Nusa Tenggara Timur (NTT).
27,5% keluarga di NTT tidak memiliki akses air bersih.
37,9% keluarga belum memiliki sanitasi layak.
22,2% anak mengalami stunting — tertinggi kedua di Indonesia.
Sekitar 500 desa masih kesulitan mendapatkan air bersih.
Kondisi ini paling berdampak pada anak perempuan yang kerap harus berjalan jauh untuk mengambil air, membuat mereka kehilangan waktu belajar dan berisiko pada kesehatan. Dengan menghadirkan sumber air yang lebih dekat, anak-anak dapat bersekolah, tumbuh sehat, dan membangun masa depan yang lebih setara.
Tujuan dan Dampak Kampanye
Melalui Jelajah Timur 2025, Plan Indonesia menargetkan menghadirkan akses air bersih untuk tiga desa di Kabupaten Nagekeo, NTT:
Desa Tengatiba
Desa Wajo
Desa Ngegedhawe
Program ini tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga keberlanjutan jangka panjang melalui:
Pembangunan dan perbaikan jaringan air bersih
Edukasi WASH (Water, Sanitation, and Hygiene) di sekolah dan komunitas
Pemeliharaan fasilitas air selama 3 tahun
Konservasi sumber air melalui penanaman pohon di area tangkapan air
Jejak dan Dampak Jelajah Timur (2019–2024)
Sejak pertama kali digelar pada 2019, Jelajah Timur telah menempuh berbagai rute di Nusa Tenggara dan berhasil memberikan dampak nyata:
2019: Ende–Nagekeo (57K)
2020: Bajawa–Nagekeo (86K)
2021: Lembata (100K)
2022: Ruteng–Labuan Bajo (113K)
2023: Soe–Kupang (108K)
2024: Lombok (100K)
Selama enam tahun perjalanan, kampanye ini telah mengumpulkan donasi lebih dari Rp11,9 miliar, menjangkau 26.000–28.000 penerima manfaat di berbagai desa, dan telah mendapat penghargaan Asian Philanthropy Forum 2024 di Haikou, China, sebagai proyek filantropi inspiratif dan berdampak di Asia.
Cerita dari Para Penjelajah
Tarman Pabelai (Makassar) – Seorang guru yang berlari sambil membawa jerigen air, mengajarkan murid-muridnya arti perjuangan mendapatkan air bersih.
dr. Arlette Setiawan (Bandung) – Menggerakkan para dokter gigi untuk memberikan pemeriksaan gratis bagi anak-anak di desa dampingan Plan Indonesia.
Adita Irawati (Jakarta) – Top fundraiser sekaligus anggota Dewan Penasihat Plan Indonesia yang konsisten berpartisipasi lima tahun berturut-turut.
Kelly Tandiono (Jakarta) – Model dan Friend of Plan Indonesia yang telah berlari bersama Jelajah Timur sejak 2024 di NTB, dan tahun ini kembali berlari sejauh 53 km di Mbay–Bajawa.
Mari Berkontribusi di Jelajah Timur
Dukung langkah para pelari Jelajah Timur – Run for Equality untuk menghadirkan air bersih dan masa depan yang setara bagi anak-anak di Nusa Tenggara Timur.
Donasi dapat dilakukan melalui: kitabisa.com/jelajahtimur
Follow Instagram Cerita Pelari @ceritapelari agar kamu dapat informasi lari lainya dan baca juga Tips dan Trik seputar lari.















